Akun Instagram bertemakan kuliner yang menggugah, kemungkinan akan membuat kita betah dan berkata, "Wah, kayanya enak nih!" atau "Duh, jadi ngiler nih!" atau "Weekend ini saya pokoknya mesti cobain makanan ini!"
Demikian beberapa komentar yang cukup sering mendarat di foto-foto akun Instagram bertemakan kuliner, yang berhasil menggugah selera orang yang melihatnya.
Seandainya sang fotografer mengambilnya secara `asal-asalan`, mana mungkin foto-foto tersebut mengantongi likes dan komentar positif dalam jumlah banyak.
Sekarang pertanyaanya adalah, adakah teknik khusus dalam memotret makanan? Apa saja yang mesti dipersiapkan? Untuk itu, simak tipsnya berikut ini, sebagaimana dikutip dari Pro Food Blogger, Senin (14/12/2015).
Sebisa mungkin manfaatkan saja pencahayaan natural, jangan menggunakan pencahayaan buatan seperti dari lampu flash. Kok gitu?
Lampu flash sebetulnya memang bagus dalam menghasilkan cahaya terang yang terarah. Namun sayangnya, jenis cahaya semacam ini tidak cocok untuk fotografi makanan. Untuk lebih jelas, lihat perbandingan di bawah ini.
Anda juga dapat melihat lampu flash terpantul dari kamera, yang tampak sebagai sebuah kilauan mengganggu. Hal ini membuat seluruh foto tampak datar, dua dimensi, kusam, dan tidak menggugah selera.
Adapun di foto di sebelah kanan, filter cahaya alami melalui sebuah tirai saja yang digunakan. Perhatikan foto itu dengan saksama, Anda akan mendapati betapa jauh lebih lembutnya bayangan di bawah tomat, serta kilauan mengganggu pun berkurang.
Pembesaran (zooming) yang sangat dekat pada objek dapat membantu menampilkan detail objek dan menciptakan ketertarikan. Dan kamera point-and-shoot atau kamera kompak paling modern memiliki setelan makro paling baik.
Cobalah mengambil angle menarik, baik dengan menempatkan kamera dengan jarak sangat dekat ke objek, di angle tiga perempat, atau dengan membidik langsung dari atas objek (top-down).
Hindari membidik dari angle di mana Anda melihat objek secara 'normal'. Sebagai contoh, sebuah foto cookie yang digigit setengahnya akan menjadi jauh lebih menarik, jika dibidik dari dekat (close up), dengan gigitan yang mengisi frame dan menampilkan tekstur, daripada cookie itu diletakkan sendirian di piring dengan angle top-down.
Saat membidik dalam mode makro yang sangat dekat, setiap gerakan kamera (bahkan saat jari Anda menekan tombol shutter) akan berakibat pada hilangnya sedikit "kerenyahan" di hasil akhir foto.
Cobalah untuk selalu menahan tangan Anda terhadap sesuatu, dan jika memungkinkan, gunakan tripod, atau bisa juga menggunakan tombol shutter jarak jauh, atau dalam keadaan darurat, dengan menggunakan fungsi pengatur waktu.
Setel bidikan Anda dengan pengatur waktu, tekan tombol shutter, dan dalam beberapa detik, kamera akan memotret objek, sehingga hasil bidikan yang paling 'renyah' pun akan didapat.
Banyak fotografer profesional mengejek ide menyesuaikan foto dengan perangkat manipulasi foto. Mereka beranggapan, adalah sebuah kebanggaan tinggi ketika mendapatkan hasil terbaik langsung dari bidikan kamera tanpa diotak-atik lagi.
Memang, ini bagus, tapi bisa juga tidak, terutama ketika Anda pertama kali belajar fotografi. Adapun manipulasi yang bisa diterapkan adalah trik penggandaan dengan Adobe Photoshop.
Buka foto di Adobe Photoshop. Buat salinan lapisan latar belakang (background layer) foto Anda dengan menyeretnya ke ikon Copy Layer, atau pergi ke Layer > Duplicate Layer.
Pada layer yang baru dibuat, ubah blending mode ke Overlay, dan kemudian turunkanOpacity secukupnya, jika kontras yang dihasilkan terlalu tinggi.
Selamat, di langkah terakhir ini, Anda telah membuat foto lebih menarik, dengan meningkatkan kontras dan saturasi warna di perangkat manipulasi foto.(sumber:liputan6.com)
No comments:
Post a Comment