1. MANFAATKAN BERBAGAI MEDIA DI SEKITAR KITA UNTUK BELAJAR
Dee yang gemar menulis sejak duduk di bangku sekolah dasar ini bilang bahwa generasi sekarang beruntung memiliki digital media yang seharusnya bisa digunakan sebaik-baiknya untuk berkarya dan melakukan hal-hal yang berguna. Memang tak mudah dan banyak sumber seperti buku di zaman remajanya yang bisa dijadikan bahan belajar menulis dibandingkan sekarang. Sekarang, dari berbagai media kita bisa belajar. Maka, manfaatkanlah.
Dee sangat menganjurkan kita untuk tahu dulu apa yang mau kita tulis. Mulailah dari hal yang kita tahu dan kita suka. Dengan menulis apa yang kita tahu dan apa yang kita suka, menulis akan menjadi lebih mudah, menyenangkan, dan tidak memberatkan. Itu langkah awal. Langkah berikutnya adalah ‘Keep it small’, membuat target yang kecil-kecil dahulu. Begitu dia memaknainya. Tapi buat saya ini juga berarti kita harus selalu merasa kecil dan tidak tahu apa-apa, sehingga kita selalu memiliki rasa untuk mau belajar dan tahu lebih banyak hal. Buatlah target yang kecil-kecil dulu, misalnya menulis di blog, diary, dan lain-lain. Jangan langsung sekali menulis langsung ingin memiliki buku best seller atau dimuat di majalah ternama. Tidak jadi masalah jika itu tercapai. Kalau tidak, kamu malah akan cedera. Ingatlah bahwa menulis itu seperti melatih otot kita yang harus dilatih secara bertahap supaya tidak cedera. Jika dalam hal menulis, bisa jadi itu cedera oleh ekspektasi kita sendiri dan mengurangi bahkan menghilangkan kepercayaan diri kita terhadap kemampuan menulis kita. Pastikan terus menulis untuk melatih kemampuan menulis kita, buatlah target yang kecil-kecil dahulu dan terus ditingkatkan secara bertahap, sehingga perkembangan kita sehat dan tidak mencederai diri sendiri.
3. "KEEP IT GOING"
Yang terpenting terus, terus, dan terus menulis. Saat ini makin banyak media yang bisa dijadikan tempat kita berekspresi. Dalam menulis, kita punya blog dan berbagai media sosial. Kesempatan kita untuk bersuara dan berkarya makin banyak dan besar. Yang berarti saingan kita juga makin banyak. Tapi, dalam menulis, janganlah memikirkan atau tak perlu kita memikirkan saingan karena menurut Dee, menulis sebenarnya adalah perjalanan atau proses personal untuk mengenal diri kita sendiri. Tiap penulis memiliki ciri khas dan penikmatnya masing-masing. Penikmat pastilah sepasang dengan orang-orang yang kurang atau tidak menikmati karya kita. Semua karya akan mendapatkan perlakuan seperti itu. Lagi pula, kita tidak mungkin bisa memuaskan tiap orang yang membaca atau menikmati karya kita. So, just keep going and keep writing.
4. MENULISKAH TANPA MEMIKIRKAN TULISAN KITA AKAN LAKU ATAU TIDAK, AKAN JADI BEST SELLER ATAU TIDAK, AKAN DISUKAI ATAU DIBACA ORANG ATAU TIDAK
Karena dengan menulis sebetulnya kita sedang hanghadiahi diri kita. Kita sedang mengukir sejarah. Seperti kata seorang penulis, Fahd Djibran, yang pernah menulis tentang keinginannya menulis karena tak ingin dilupakan sejarah. Fahd berujar jika dia lebih mengenal Promoedya Ananta Toer ketimbang kakeknya sendiri karena Pramoedya menulis sementara kakeknya tidak. Yaa, karena menulis berarti kita sedang menginggalkan sejarah.
So, keep it small, keep it going. Jangan menyerah. Teruslah menulis.(cited from:restyamalia)
No comments:
Post a Comment