Orang Tionghoa, khususnya yang hidup di perantauan, kerap dianggap bertangan dingin dalam berbisnis. Inilah 7 rahasia kaum Tionghoa menjadi pengusaha sukses!
1. Terlibat sejak diniDi kalangan pebisnis Tionghoa, melibatkan keluarga sejak dini adalah hal biasa. Bila seorang ayah membuka rumah makan, maka anak-anaknya ditugaskan menjadi pelayan, sedangkan istri menjadi kasir. Begitu anak beranjak dewasa, mereka sudah menguasai seluk-beluk bisnis di luar kepala dan menjalankannya tanpa canggung.
2. Administrasi dan pembukuan yang baik
Sangat jarang toko yang dijalankan pengusaha Tionghoa kehabisan stok barang.
Sebab mereka menerapkan sistem administrasi barang yang baik. Sedangkan pembukuan
yang baik membuat arus kas berjalan lancar.
3. Dua puluh persen biaya hidup
Sebelum bisnis benar-benar sukses (dengan kata lain sudah kaya raya), orang Tionghoa
terbiasa hidup sederhana, yaitu dengan cara menggunakan hanya 20 persen dari
penghasilan mereka. Bila punya pendapatan Rp 10 juta, maka yang digunakan untuk biaya
hidup hanya Rp 2 juta saja dan sisanya ditabung atau diinvestasikan.
4. Berani ambil risiko
Keyakinan bahwa selalu ada kesempatan di setiap rintangan, membuat pengusaha
Tionghoa lebih berani mengambil risiko. Kata gagal sepertinya sudah dihapus dari
kamus mereka.
5. Survei dan belajar
Pengusaha Tionghoa yang akan memulai usaha tak segan bertanya dan belajar kepada
siapa pun untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai usaha yang akan
dimulainya. Mempelajari dengan sungguh-sungguh tentang usaha yang akan digeluti
membuat usaha mereka cepat meroket, karena sudah tahu seluk beluknya.
6. Pelayanan terbaik
Ada pepatah Tionghoa yang mengatakan, ‘Jika tak pandai tersenyum, jangan membuat
toko.” Maksudnya, Anda harus memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan. Tanpa
pelayanan yang memuaskan, dijamin pelanggan akan pindah ke toko sebelah.
7. Memelihara relasi
Pengusaha Tionghoa terkenal pandai menjaga hubungan dengan pelanggannya. Hal
sederhana yang acap dilakukan adalah memberikan hadiah kepada pelanggan. Meski
tak selalu berharga mahal, namun tetap akan meninggalkan kesan baik bagi
pelanggannya, sehinga mereka ingin selalu kembali ke toko tersebut.(sumber:pesona.co.id)
No comments:
Post a Comment